JATENG | bhayangkaraperdananews.com – Candi Dukuh, masyarakat lebih mengenalnya Candi Brawijaya terletak di Desa Rowoboni, Kec. Banyubiru Kab. Semarang. Candi ini tidak berangka tahun dan tidak ada tulisan yang berarti. Oleh karena itu utk mengungkapkannya menggunakan kajian archeologis. Secara sederhana dapat dijelaskan candi ini bersifat Hindu karena ditemukan yoni.
Sedangkan kapan didirikan ada 2 pendapat. Pertama. Candi ini didirikan sekitar abad ke-9 M. Mengingat bentuk dan ukiran candi masih sangat sederhana, kemungkinan besar sejaman dengan candi Gedong Songgo..periode Hindu awal di Jawa Tengah. Pendapat kedua. Candi itu didirikan abad ke-15 M yaitu saat runtuhnya Ker. Majapahit oleh pengaruh Islam.
Beberapa bangsawan Majapahit yang tidak mau tunduk dengan Islam, melarikan diri tersebar ke seluruh Tanah Jawa dan Bali. Nah..salah satunya sampai ke Desa Rowoboni dan mendirikan candi tersebut sampai bangsawan Majapahit tersebut meninggal dan di makamkan di bawah candi tersebut, makanya dinamakan Candi Brawijaya, mengingatkan kita pada raja terakhir Ker. Majapahit.Tentang kebenaran teori tersebut perlu diteliti dengan ilmiah utk mendapatkan kebenaran ilmiah.
Refleksi saat ini.
Jika kita berdiri di pelataran candi serta memandang keindahan alam, maka akan terbentang rawa pening dan hamparan sawah yg sangat subur, senyampang dg ditemukan nya Yoni dan Lingga ( tidak satu tempat) melambangkan unsur kesuburan, ini adalah kesuburan tanah sekitarnya. Kalau kita amati masyarakat setempat sangat ramah dengan kesuburan daerah setempat..masyarakat menyatu dengan alam sebagai petani, nelayan, pengrajin yang hidup aman, sederhana dan sejahtera.
Kiranya kehidupan masyarakat Rowoboni Kec. Banyubiru Kab. Semarang dapat dicontoh oleh masyarakat urban yg hiruk pikuk dg caci maki, fitnah, debat yg sarat dengsan kepentingan politik sesaat. Kita selalu dapat belajar dari Sejarah.
Dr. Tri Widiarto Soemardjan
Dosen Sejarah UKSW Salatiga.
(MBPN – Yahyo)