SEMARANG, bhayangkaraperdananews.com – Hutan Perum Perhutani (milik negara/BUMN) KPH Semarang Divisi Regional Jawa Tengah identik dengan pohon Jati (Tektona Grandis) mahoni dan kayu rimba lainnya namun masyarakat pun belum familiar dengan tanaman pohon gamal.
Pohon gamal (gliricidia sepium) itulah kini tengah di kembangkan Perum Perhutani KPH Semarang yakni di sebut pohon energi, sumber panas atau api terbarukan pengganti batu bara yang bisa di panen dalam jangka pendek dengan umur 2 tahun sudah bisa panen dengan rentang waktu umur pohon gamal 15 tahun bisa panen 6 kali.
Dalam papĂ rannya Administratur/KKPH Semarang Khaerudin, S.Hut, M.M di hadapan Konsultan Bapak Daru, Bapak Tedi dan Bapak Farid Januardi Project Manager Of Biomassa Development at Perum Perhutani menuturkan dengan adanya Peraturan Pemerintah No 79 tahun 2014 tentang kebijakan Energi Nasional dan RJPP 2019-2024 Perum Perhutani Group merencanakan pengembangan tanaman biomassa seluas 124.000 ha dengan pembagian 104 ribu ha di Pulau Jawa dan 20 ribu ha di luar Pulau Jawa, potensi biomassa KPH Semarang sudah ada sejak tahun 2013 sd 2020 seluas 6.560,60 ha, kemudian akan di kembangkan lagi di tahun 2021 sd 2024 seluas 2.992,33 ha sehingga total luas tanaman biomassa menjadi 9.561,93 ha atau 32,8% dari luas hutan KPH Semarang 29.114,4 ha dengan sistem tanam kebun dan cluster (70% Biomassa dan 30% Jagung sebagai kelola Sosialnya).
Kendala tanaman biomassa rawan kebakaran, pengaritan dan serangan hama binatang yang menyerang daun biomassa berubah menjadi hitam mengakibatkan tanaman tumbuh lambat, bila tidak di antisipasi sangat merugikan Perusahaan harapannya jangan sampai tanaman biomassa ini gagal seperti tanaman gmelina akibat di serang hama kutu cabuk, untuk itu harus betul2 tanaman biomassa ini di kawal agar rencana membangun Pabrik Wood Pelet ini tidak sia2 mengingat investasi untuk membangun pabrik sangat besar demikian Adm KPH mengakhiri paparannya.
Project Manager Of Biomassa Development at Perum Perhutani Group Moch Farid Januardi sangat bangga dengan jajaran KPH Semarang yang sudah memiliki potensi tanaman Biomassa sejak tahun 2013 ini sejalan dengan adanya MOU antara PT PLN dengan Perum Perhutani berkaitan dengan penyediaan bahan bakar energi terbarukan tanaman Biomassa untuk PLTU pengganti bahan batu bara, energi terbarukan tanaman biomassa ini bukan hanya PT PLN saja yang membutuhkan tetapi Perusahaan luar Negeri juga membutuhkan, untuk kebutuhan bahan bakar energi terbarukan tanaman biomassa PLTU membutuh kan 300 ton/hari.
Dengan di tanda tanganinya MOU PT PLN dengan Perum Perhutani akan merencanakan pembangunan Pabrik Wood Pelet guna memenuhi kebutuhan bahan bakar energi terbarukan biomassa untuk PLTU, untuk mewujudkan pembangunan Pabrik Wood Pelet Perum Perhutani menggandeng Konsultan Bapak Daru dan Bapak Tedy untuk menganalisa produkivitas dan biaya agar efesien, mengakhiri sambutannya Bapak Farid menghimbau kepada karyawan Perum Perhutani lakukan terus inovasi guna peningkatan pendapatan Perusahaan. (Firman Bhayangkara Perdana News)